Minggu, 28 November 2010

Setiap perempuan beresio terkena kanker serviks, Kanker serviks dapat dicegah "Lindungi diri anda"

FAKTA KANKER SERVIKS
- Kanker serviks merupakan tumbuhnya sel - sel tidak normal pada serviks (leher rahim)
- Kanker serviks merupakan kanker yang paling sering dijumpai pada perempuan Indonesia. setiap hari diperkirakan 20 perempuan di Indonesia meninggal dunia karena kanker serviks.
- Setiap perempuan BERESIKO terkena kanker serviks.

PENYEBAB KANKER SERVIKS
Kanker serviks disebabkan oleh Virus Humann Papilloma (HPV) yang bersifat onkogenik (Penyebab Kanker). Didunia diketahui HPV tipe 16 dan 18 bersama-sama menyebabkan 71% kasus kanker serviks.


CARA PENULARAN
Setiap perempuan beresiko terkena kanker serviks. Diperkirakan 80% perempuan akan terinfeksi HPV semasa hidupnya dan 50% di antaranya akan terinfeksi HPV yang dapat menyebabkan kaner serviks.
HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual, namun penularan juga dapat terjadi meski tidak melalui hubungan seksual.

MENGAPA SETIAP PEREMPUAN BERESIKO TERKENA KANKER SERVIKS?
  • Biasanya sebagian besar infeksi akan sembuh dengan sendirinya. Perempuan yang mengalami infeksi persisten (menetap) jarang menunjukan gejala pada stadium awal, dan biasanya berkembang menjadi kanker serviks beberapa tahun kemudian.
  • Setelah infeksi HPV, tubuh kita tidak selalu dapat membentuk kekebalan, maka kita tidak terlindungi dari infeksi beriutnya.
GEJALA DAN PERJALANAN KANKER SERVIKS
Kebanyakan infkesi awal HPV dan kanker serviks stadium dini berlangsung tanpa menimbulkan gejala sedikitpun, sehingga penderita masih dapat menjalani kegiatan sehari-hari.
Apabila kanker serviks sudah mengalami progresivitas atau stadium lanjut maka gejala - gejala yang timbul antaralain:
- Perdarahan setelah senggama
- Perdarahan diantara masa periode menstruasi
- Timbulnya keputihan yang bercampur darah dan berbau
- Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil
- Nyeri ketika berhubungan seksual.


LINDUNGI DIRI KITA 
1. Vaksinasi
Merupakan pencegahan primer untuk mencegah terjadinya infeksi HPV 16 dan 18 yang menyebabkan 71% kasus kanker serviks.
2. Deteksi dini
Dapat mendeteksi sel abnormal, lesi pra-kanker dan kanker serviks namun tidak dapat mencegah infeksi HPV.
Kanker serviks yang ditemukan pada stadium dini dan diobati dengan cepat dan tepat dapat disembuhkan, oleh sebab itu lakukan deteksi dini secara berkala.


VAKSINASI DAN DETEKSI DINI BERSAMA-SAMA DAPAT MENGURANGI KEJADIAN KANKER SERVIKS SECARA EFEKTIF.

"mengapa perlu vaksinasi???"
  • melalui vaksinasi dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi HPV yang menjadi penyebab utama kejadian kanker serviks
  • Selain itu, vaksinasi juga dapat memberikan perlindungan silang terhadap infeksi HPV lainnya penyebab kanker lainnya.
  • Sekali lagi saya katakan "setiap perempuan beresiko" terkena infeksi HPV dalam masa hidupnya, tanpa memandang usia dan bagaimana cara hidupnya.
  • Menunda vaksinasi mungkin dapat menunda kesempatan perlindungan jangka panjang yang dapat diberikan oleh vaksinasi. 
  • Vaksinasi dapat diberikan pada remaja putri mulai usia 10 tahun.
  • Vaksinasi diberikan dalam 3 tahap pemberian yaitu bulan ke 0, 1 atau 2, dan 6.

Minggu, 21 November 2010

Suntik TT Pra-Nikah

Suntik Vaksin Tetanus Toxoid (TT) Pra-nikah.....
Pasti banyak yang sudah pernah mendengarnya bahkan mengetahuinya, tapi engga sedikit juga yang belum mengetahui kalau suntik TT merupakan aturan resmi yang ditetapkan pemerintah bahkan sejak tahun1986. "Ini adalah program jangka panjang yang ditetapkan pemerintah untuk memberantas tetanus," kata Dr. Siti Salima, Sp.OG, ahli kandungan dari RS Pantai Indah Kapuk, Jakarta.
Di tahun 1980-an, tetanus menduduki peringkat teratas sebagai penyebab kematian bayi berusia di bawah satu bulan. Meskipun kini kasus serupa itu sudah menurun, ancamannya masih ada, sehingga perlu diwaspadai.Dijelaskan Dr. Siti, tetanus yang menyerang bayi baru lahir, istilahnya tetanus neonatorum, disebabkan basil Clostridium tetani. Penyakit ini menular dan menimbulkan risiko kematian sangat tinggi, nyaris mencapai 100 persen!

"Vaksinasi tetanus pada perempuan yang hendak menikah akan meningkatkan kekebalan tubuh dari infeksi tetanus. Kekebalan tubuh itu akan 'diwariskan' kepada bayinya ketika proses persalinan. Jadi bayi yang baru lahir aman dari infeksi tetanus. Selain itu suntik TT juga mencegah terjadinya infeksi yang mengakibatan tetanus pada  vagina perempuan ketika pertama kali melakukan hubungan suami istri dan melahirkan.

Sebenarnya target pemberian vaksin TT ini bukan hanya wanita yang akan menikah, tapi juga wanita usia subur. Waktu yang tepat untuk mendapatkan vaksin TT sekitar dua hingga enam bulan sebelum pernikahan. "Ini diperlukan agar tubuh memiliki waktu untuk membentuk antibodi," sebut Dr. Dwiana.

Sejak tahun 1989 WHO sudah menargetkan untuk membasmi tetanus di 161 negara berkembang. Hingga 1999, sudah 104 negara yang mencapai keberhasilan tersebut, meski infeksi tetanus masih jadi masalah di 57 negara berkembang lainnya. Dr. Dwiana menyarankan agar calon pengantin perempuan segera mendapatkan vaksinasi tetanus. "Tidak ada ruginya, kok. Lagipula, harganya tidak mahal," ucapnya.

Bagaimana dengan calon pengantin pria? Vaksin TT bisa diberikan pada pria dewasa untuk melindungi si pria dari bahaya tetanus, tak ada kaitannya dengan pencegahan infeksi tetanus pada bayi.


cre : Berbagi ilmu, kesehatankompas, detikhealth

Sekilas Info tentang Hamil Anggur

Kemarin saya mendapat pasien dengan diagnosa mola hidatidosa atau hamil anggur. Sejujurnya walau udah pernah belajar tentang mola hidatidosa tapi penasaran juga, jadi sata mencari tau lebih jauh tentang mola...Ternyata penanganan mola itu bukan cuma sampai dilakukan kuretase terus berhenti, penanganannya jangka panjang.

Mola hidatidosa sendiri merupakan kelainan trofoblast yang seharusnya mmbentu bagian janin namun bagian yang seharusnya membentuk plasenta ini melakukuan pembelahan secara terus menerus dalam jumlah berlebihan.

Penyebab terjadinya mola sendiri tidak diketahui secara spesifik. Namun menurut penelitian Andrijono, diduga kuat salah satu penyebabnya karena kekurangan vitamin A. "Pada penelitian ini, kami mendapatkan hasil bahwa kadar vitamin A dalam darah penderita hamil anggur lebih rendah dibandingkan dengan perempuan dengan hamil normal" ungkapnya.

Gejala kehamilan dengan mola hidatidosa sendiri mulai terlihat pada umur kehamilan 14 - 16 minggu, dapat dilihat dari ukuran rahim yang melebihi umur hamil sebenernya. Selain itu mual muntah terjadi semakin hebat, umumnya hormon hcg pada ibu hamil 14 minggu semakin menurun tapi pada kasus mola hidatidosa semakin meningkat. Gejala - gejala pre-eklampsia terjadi pada trimester pertama. Dan terkadang perdarahan terjadi dan terdapat jaringan mola yaitu berupa gelembung putih.
Penegakan diagnosa mola hidatidosa sendiri setelah dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang, yaitu:
1. Pemeriksaan ultrasonografi, tampak gambaran badai salju putih.
2. Pemeriksaan darah rutin yaitu kadar beta-Hcg dalam darah
3. Pemeriksaan sonde uterus menurut Hanifa, yaitu sonde yang dimasukan tanpa tahanan dan diputar360 derajat dengan deviasi sonde kurang dari 10 derajat.
4. Pemeriksaan foto toraks, tampak gambaran emboli udara.

Klasifikasi mola sendiri berdasarkan ada tidaknya janin dalam rahim, yaitu Mola Hidatidosa komplit dan Mola Hidatidosa Parsial (selain jaringan mola juga terdapat janin). Biasanya penderita mola hidatidosa ibu - ibu yang berusia dibawah 20 tahun dan kehamilan pertama. Komplikasi mola hidatidosa komplit hampir 20% berlanjut menjadi Choriocarsinoma

Penanganan mola hidatidosa terdapat beberapa tahapan:
Perbaikan Keadaan Umum
Transfusi jika terjadi anemia atau syok dan Menghilangkan penyulit seperti pre-eklampsia atau tirotosikosa.
Evakuasi Mola
Evakuasi mola dilakukan dengan 2 cara yaitu Kuretase dan Histerektomi.
Kuretase :
- Bila kanalis servikalis belum terbuka lakukan pemasangan laminaria, kuretase dilakukan 24 jam setelahnya.
- Sebelum dilakukan kuretase sediakan darah 500cc dan pasang infus dengan tetesan oksitosin 10 tetes IU dalam 500cc dekstrose 5%
- Kuretase dilaukan 2 kali dengan interval 1 minggu
- Seluruh jaringan hasil kerokan dikirim ke lab PA
Histerektomi:
Syarat dilakukan histerektomi yaitu umur ibu 35 tahun atau lebih, sudah memiliki anak hidup 3 atau lebih.
Follow Up
- Pengawasan selama 1 - 2 tahun
- Selama pengawasan pasien dianjurkan memakai KB Kondom, Pil, Diafragma,
- Pemeriksaan beta hcg dilakukan setiap minggu sampai ditemukan kadar normal 3 kali berturut. Kemudian pemeriksaan dilakukan setiap bulan sampai kadar normal ditemukan 6 ali berturut.
- Bila selama observasi selama 1 tahun terjadi remisi spontan (kadar beta hcg, pemerisaan fisik, foto toraks) maka pasien bisa menghentikan konstrasepsi.
- Dan bila selama observasi kadar beta hcg tetap dan meningkat, dan pada pemeriksaan foto toraks ditemukan adanya tanda -tanda metastasis maka pasien harus dilakukan evaluasi dan disarankan melaukan kemoterapi.


Artikel tentang mola ini juga saya posting di Berbagi ilmu





>.< Terima kasih >.<

Tips Persiapan Pra-Kehamilan



Kehamilan merupakan anugerah terindah dari Tuhan yang maha kuasa, dimana seorang wanita mendapat kepercayaan untuk mengandung dan melahirkan ciptaanNya yang luar biasa.

Untuk itu ada baiknya para wanita menjaga kehamilannya, persiapan pun bisa dimulai jauh jauh hari dari sebelum merencanakan kehamilan agar setelah hamil para ibu dalam kondisi sehat. Sembilan bulan bukanlah waktu yang singkat, selain persiapan fisik dan mental calon ibu pun sangat perlu dukungan suami.

  •  Pastikan kondisi fisik sehat ya..kebutuhan nutrisi dan gizi harus seimbang, usahakan berolahraga setiap harinya, olahraga ringan saja namun teratur.
  • Makanlah makanan yang sehat dengan nutrisi seimbang. perbanyak makan sayuran dan rendah lemak. hindari melakukan diet ketat.
  • Pastikan tubuh mendapat istirahat yang cukup dengan tidur teratur.
  • Mengkonsumsi asam folat. Asam folat dapat menurunkan angka kecacatan pada bayi. Ibu bisa mengkonsumsi 0,5 mg perhari selama kurang lebih 3 bulan sebelum kehamilan dan dapat dilanjutkan sampai masa kehamilan.
  • Menghentikan kebiasaan merokok sebelum dan selama kehamilan, termasuk menjadi perokok pasif. kurangi juga penggunaan cafein dan hentikan kebiasaan meminum alkohol dan narkoba.
  • Lakukan konseling atau pemeriksaan lebih lanjut dengan tenaga kesehatan. Dokter atau bidan akan menjelaskan obat-obatan yang tidak boleh dikonsumsi.
  • Pemeriksaan laboratorium yang dapat dlakukan antaralain pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, titer virus Rubella, Hepatitis B, Pap smear, dan toksoplasmosis.
Artikel ini juga bisa sahabat sekalian baca di Berbagi ilmu.
Semoga bermanfaat...